Selasa, 11 Desember 2012

Cara Menampilkan dan Menyembunyikan Folder/File dengan Attribut Super Hidden

Cara Menampilkan dan Menyembunyikan Folder/File dengan Attribut Super Hidden.


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Dalam kesempatan kali ini saya akan Share 2 cara untuk menampilkan dan menyembunyikan folder dan file yang attribut nya hidden maupun super hidden!
Biasa nya untuk menampilkandan menyembunyikan file dan folder menggunakan settir settingan pada folder option (pada Windows Xp/7).
Dengan cara:
1. Klik tab view
2. Centang pada show hidden files, folder and drives
3. Hilangkan centang pada Hide empty drives in computer folder, hide extensions for known file types, Hide protected operating system files (Recomended)
4. Dan OK / Apply
Like this yoooooo:


Keluhan:
Saya terkadang kesulitan mengakses folder dan file saya yang terhidden saat di warnet, karena dari pihak warnet telah mendisable segalanya (run, regedit, taskmanager, CMD dan Termasuk Tidak Bisa Merubah Settingan Pada Folder Option!)

So, saya bertapah pada bang google dan akhir nya saya mendapatkan script ini yang Saya modif script ini dengan sedikit pengetahuan saya  tentang Script VB...


Oke, langsung ke TKP!!

The first,
Om Tante silahkan buka notepad nya dengan cara klik kanan di desktop maupun di explorer terus pilih New > Text Document.
Kalo udah kebuka, Copy script di bawah ini:




Terus tinggal om tante paste di notepad yang baru di buat tadi,,
kalo udah di copy tinggal di save as.
pada pilihan save as type kita pilih all files (jangan sampe lupa ya bagian yang ini!?)
Terus isi file name nya HideUnHideFolderFile.vbs (ini juga penting, kita tambahkan .vbs dibelakang nama file seperti tulisan yang berwana biru bercetak tebal di atas, karena kita akan buat mini aplikasi dari Script VB)
So, tingal Tekan tombol save and selesai...!

Seperti di bawah ini penamaan pada save nya
Klik gambar untuk memperbesar
Cara pemakaian nya sangat mudah, cukup tinggal klik  100   2 kali pada file yang tadi di buat (selanjutnya ada petunjuk di situ, baca dengan seksama ya om tante, jangan asal maen klik ajah. hehee)
nbmungkin ini akan terdeteksi sebagai virus oleh anti virus di kompi nya om tante, tapi ini bukanlah virus ataupun semacamnya!
                jadi tenang aja! file ini di jamin 100% aman dan work! :D
Selamat mencoba 'n good luck :)
Baca artikel saya lainnya juga tentang jadilah penguasa jaringan di warnet dan hotspot
dan
Mengubah tombol kiri menjadi tombol kanan pada mouse
  

Terimakasih untuk comment dan like nya... :)    


Read more: http://cyber-lucky.blogspot.com/2012/06/cara-menampilkan-dan-menyembunyikan.html#ixzz2Eo62EZuM

membuat grafity newbie

Create Your Own Graffiti Graphics!

Graffiti Creator Preview:

Graffiti Creator Styles:
Your Text

Senin, 10 Desember 2012

BERMAIN DI RUMAH TEMAN fws




BERMAIN DI RUMAH TEMAN

pada tanggal 9 - 9 - 12 saya dan teman2 FWS( Fims Writter Squad) pergi ke rumah yusuf
oh iya perkenalkan nama saya ganang , anak FWS tu semacam perkumpulan Goes sepeda sampai maen game.net  cah FWS itu anggotanya :  saya ( ganang) , mas zaki , mas reno , mahmud , indra , erik , abu , fajar , arin , danang .  kami siap untuk goes ke rumah ucup terletak di bantul deket imogiri . setelah berjalan berlahan dan ngobrol ternyata sudah dapet setegah , di jembatan ada warung , kami jajan sebentar . setelah selesai kami selesai jajan kami melanjutkan perjalanan . tak terasa sudah sampai , ketika sampai kami sudah di suguhi duren , langsung siap santab , beberapa menit lansung lenyap . sambil di ambilkan rambutan segar dan makanan ringan monde  sambil menyruput es degan yang segar . setelah kenyang kami bermain sepeda dengan temanku di deket rumahnya si ucup:
s
Setelah bermain sepeda kami pun juga di pesenin gurameh goreng sama ayam goreng , kami merasa tidak enak dengan kami datang ke rumah nya ucup jadi merepotkan , gurameh didepanku langsung sajasaya santab , nasi gurameh pun saya telan semua . setelah kenyang kami liat2 di pemancingan deket situ dan jaraknya 50 m dari rumah si ucup , kami sepat berfoto - foto 
setelah itu kami istirahat selama 1 jam lalu kita pulang ke rumah masing .

Minggu, 02 Desember 2012

Penggolongan alat musik

Penggolongan alat musik

Penggolongan alat musik dibedakan menjadi beberapa macam yaitu,
1. Menurut fungsinya
Penggolongan alat musik menurut fungsinya terbagi menjadi tiga yaitu
a. Melodis
Alat musik melodis adalah alat musik yang biasanya membunyikan melodi pada suatu lagu, pada umumnya alat musik ini tidak bisa memainkan kord secara sendirian. Contoh alat musik melodis adalah biola, trupet, recorder, flute.
b. Harmonis
Alat musik harmonis adalah alat musik yang dimankan untuk memainkan harmoni pada suatu lagu. Karena alatmusik ini biasa memainkan harmoni maka cir-cirinya ialah bisa memainkan tiga nada atau lebih secara bersamaan. Contoh alat musik harmonis adalah guitar, keyboar, piano, harpha, kentrung, siter.
c. Ritmis
Alat musik ritmis dimainkan sebagai pengiring sekaligus pengatur tempo pada lagu. Biasanya alat musik ritmis bernada tetap atau tidak bernada. Contoh alat musik ritmis adalah drum, triangele, tamborine, gendang, cymbal.
2. Cara memainkanya
Ditinjau dari cara memainkanya alat musik dibedakan menjadi lima yaitu :
a. Alat musik gesek
Alat musik gesek adalah segala macam alat musik yang dimainkan dengan cara di gesek. Yang tergolong alat musik gesek adalah biola, cello rebab, contre bass, dll
b. Alat musik petik
Alat musik petik adalah alat musik yang cara memainkanya dengan cara dipetik, contoh alat musik petik adalah guitar, kecapi, siter, dll
c. Alat musik pukul
Alat musik pukul adalah alatmusik yang cara meminkanya dengan di pukul. Yang termasuk alat musik pukul adalah drum, tamborine, silofone, timpani, dll
d. Alat musik tiup
Alat musik tiup adalah alat musik yang cara memainkanya dengan cara di tuip. Contoh alat musik tiup adalah flute, trumpet, sruling, oboe, clarinet, dll
e. Alat musik getar
Alat musik getar adalah alat musik yang cara memainkannya dengan digetarkan. Cotoh alat musik getar adalah angklung, bolero, marakas.
f. Alat musik keyboard
Alat musik keyboard adalah alat musik yang memakai bilah nada dalam susunan yang kusus dan dimainkan dengan ditekan menggunkan jari. Contoh alat musik keyboard adalah organ, piano, akordeon.
3. Berdasarkan sumber bunyinya.
a. Membranofone
Membranofone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari membran. Contoh alat musik membranofon adalah drum, gendang, rebana, dll
b. Aerofon
Aerofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari udara. Contoh alat musik aerofon adalah flute, seruling, saxophone, dll
c. Elektrofon
Elektofon adalah alat musik yang sumberbunyinya dari elektrik atau listri. Sebagai contohnya adalah keyboard, elekton, organ, dll
d. Idiopfon
Idiofon adalah alat musik yang sumber bunyinya dari alat musik itu sendiri. Contoh alat musik idiofon adalah gong, angklung, gambang, saron, dll
e. Chordophon
Chordophone adalah alat musik yang sumber bunyinya dari chord atau dawai. Contoh alat musik chordophone adalah gitar, cello, contra bass, dll
Yang termasuk alat musik yang terbuat dari logam adalah trumpet, saxophone,
Karakteristik musik
1. Musik jazz
Menurut Majalah Design Arsitektur, edisi April 2000 Jazz adalah pembebasan jiwa yang hadir dalam ruang bernama “ IMPROVISASI “. Dalam jazz, ada suatu dialog atau percakapan akrab yang terjadi seketika, spontan dan tanpa rencana. Jazz memiliki suatu kerangka, dimana suatu musisi bisa “berakrobat” dan mengalir mengikuti suatu garis petunjuk, namun kemudian berbelok, menghilang lalu kembali lagi, melompat - lompat, menari - nari, jungkir balik, dan semuanya dilakukan secara improvisasi dan tidak saling merusak.
Sejarah musik jass terdiri dari beberapa periode yaitu :
  • Ragtime jazz (periode 1890 – 1910)
  • New Orleans ( periode 1890 – 1910)
  • Swing ( 1920 – 1930 )
  • Europen jazz ( 1920 – 1930)
  • Dixieland (periode 1940 – 1950 )
  • Bebop periode ( 1940 – 1950)
  • Cool jazz ( 1940 – 1950)
  • Hard jazz ( 1940 – 1950
  • Free jazz ( 1940 – 1950)
  • Latin jazz ( 1960 – 1950)
  • Soul jazz (1960- 1970)
  • Jazz fusion ( 1960-1970)
2. R & B
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk musik Rhitem And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).
Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi aslinya.
Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.
3. Musik pop
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.
4. Rock
Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.
5. Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasukSka, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.
Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
6. Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Yang menjadi karakter musik ini adalah cengkok dan penggunaan alat musik gendang dan suling.

Periode Musik Klasik 1.Zaman Barok dan Rokoko 2. Zaman Klasik

Periode Musik Klasik
1.Zaman Barok dan Rokoko
Musik Barok adalah musik klasik barat yang digubah pada Zaman Barok (Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Kata "Barok" berarti "mutiara yang tidak berbentuk wajar", hal ini sangat cocok dengan seni dan perancangan bangunan pada era itu. Kata “Barok” pada akhirnya juga dipakai untuk jenis musik pada saat itu.
Ciri-ciri dari musik Barok, antara lain:

  • Melodi cenderung lincah.
  • Banyak menggunakan ornamen.
  • Ada dinamik forte dan piano.
  • Harmoni dua nada atau lebih berbunyi bergantian (polifonik/kontrapung).
  • Lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja.
Para komponis musik Barok membuat perubahan di notasi musik dan juga menciptakan cara baru dalam memainkan instrumen musik. Era musik Barok juga merupakan tonggak dari terciptanya dan diakuinya musik dalam opera. Banyak sekali teknik musik dan konsep musik dari era barok masih dipakai hingga saat ini. Kebanyakan dari alat musik klasik dimainkan dengan sangat baik di era ini.
Beberapa komponis zaman Barok:
  • Johann Sebastian Bach
  • George Friederich Handel
  • Antonio Vivaldi.
  • Johann Pachelbel
Pada zaman Barok, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsichord. Karya Bach untuk hapsicord lazim mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri. Musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato.

2. Zaman Klasik
Bila dibandingkan dengan musik era barok, musik era klasik lebih ringan, lebih mudah dan tidak membingungkan, serta mempunya tekstur yang jauh lebih jelas. Melodi yang dimainkan di era ini biasanya lebih pendek dari era barok. Ukuran orkestra sangat berkembang baik dalam kuantitas maupun kualitas.
Ciri-ciri dari musik zaman Klasik, antara lain:
  • Ornamen lebih dibatasi.
  • Ada peralihan tempo accelerando dan ritardando.
  • Ada peralihan dinamik crescendo dan decrescendo.
  • Harmoni tiga nada atau lebih bunyi bersamaan (homofonik).
  • Kontras pada ritme.
Pada zaman klasik muncul bentuk komposisi musik yang disebut sonata dan simfoni. Sonata adalah karya musik untuk permainan solo, sedangkan simfoni adalah untuk orkestra. Bentuk simfoni hamper mirip dengan sonata, hanya saja simfoni biasanya dilengkapi dengan bagian sisipan yang disebut minuet, trio, dan scherzo.
Beberapa komponis zaman klasik:
  • Franz Joseph Haydn
  • Wolfgang Amadeus Mozart
  • Carl Philipp Emanuel Bach (anak kedua dari Johann Sebastian Bach)
  • Ludwig Van Beethoven (masa peralihan zaman Klasik dan zaman Romantik)

Fungsi Musik Nusantara

Filed Under (Fungsi musik) by destroyer07
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.
Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.

Sarana Ekspresi Diri

Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.

Sarana Komunikasi

Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki  pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.

Pengiring Tarian

Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.


Sarana Ekonomi

Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi  dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber  penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

Sidang PPKI 18-22 Agustus 1945

Sidang PPKI 18-22 Agustus 1945


Hasil-Hasil Sidang PPKI Secara Lengkap



  1. Berikut ini beberapa keputusan penting dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945:
    1. Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang telah    
        dipersiapkan oleh Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPKI), yang kemudian dikenal dengan 
        Undang-Undang Dasar 1945.
    2. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil
        presiden. Pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara aklamasi atas usul
        dari Otto Iskandardinata.
    3. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu presiden selama Majelis
        Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) belum terbentuk.
     
  2. Pada hari berikutnya, tanggal 19 Agustus 1945 PPKI melanjutkan sidangnya dan berhasil memutuskan beberapa hal berikut.
    1. Pembagian wilayah, terdiri atas 8 provinsi.
    a. Jawa Barat, gubernurnya Sutarjo Kartohadikusumo
    b. Jawa Tengah, gubernurnya R. Panji Suroso
    c. Jawa Timur, gubernurnya R.A. Suryo
    d. Borneo (Kalimantan), gubernurnya Ir. Pangeran Muhammad Noor
    e. Sulawesi, gubernurnya Dr. G.S.S.J. Sam Ratulangi
    f. Maluku, gubernurnya Mr. J. Latuharhary
    g. Sunda Kecil (Nusa Tenggara), gubernurnya Mr. I. Gusti Ktut Pudja
    h. Sumatra, gubernurnya Mr. Teuku Mohammad Hassan
    2. Membentuk Komite Nasional (Daerah).
    3. Menetapkan 12 departemen dengan menterinya yang mengepalai  departemen dan 4 menteri negara.Berikut ini 12 departemen tersebut.
    a. Departemen Dalam Negeri dikepalai R.A.A. Wiranata Kusumah
    b. Departemen Luar Negeri dikepalai Mr. Ahmad Subardjo
    c. Departemen Kehakiman dikepalai Prof. Dr. Mr. Supomo
    d. Departemen Keuangan dikepalai Mr. A.A Maramis
    e. Departemen Kemakmuran dikepalai Surachman Cokroadisurjo
    f. Departemen Kesehatan dikepalai Dr. Buntaran Martoatmojo
    g. Departemen Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan dikepalai Ki Hajar Dewantara
    h. Departemen Sosial dikepalai Iwa Kusumasumantri
    i. Departemen Pertahanan dikepalai Supriyadi
    j. Departemen Perhubungan dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
    k. Departemen Pekerjaan Umum dikepalai Abikusno Tjokrosuyoso
    l. Departemen Penerangan dikepalai Mr. Amir Syarifudin
        Sedangkan 4 menteri negara yaitu:
    1. Menteri negara Wachid Hasyim
    2. Menteri negara M. Amir
    3. Menteri negara R. Otto Iskandardinata
    4. Menteri negara R.M Sartono
        Di samping itu diangkat pula beberapa pejabat tinggi negara yaitu:
    1. Ketua Mahkamah Agung, Dr. Mr. Kusumaatmaja
    2. Jaksa Agung, Mr. Gatot Tarunamihardja
    3. Sekretaris negara, Mr. A.G. Pringgodigdo
    4. Juru bicara negara, Soekarjo Wirjopranoto
     
  3. Sidang PPKI yang ketiga tanggal 22 Agustus 1945 memutuskan:
    1. Pembentukan Komite Nasional
    2. Membentuk Partai Nasional Indonesia
    3. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat

Sejarah Perkembangan Musik Barat

Sejarah Perkembangan Musik Barat

Sejarah perkembangan musik Barat dibagi menjadi beberapa periode. Periodisasi itu adalah sebagai berikut.
  1. Zaman Kuno

     Sebelum ditemukan alat-alat musik, hampir seluruh karya musik hanya berbentuk melodi yang dinyanyikan dengan suara manusia sehingga zaman ini disebut zaman musik vokal. Gereja menolak alat-alat musik dalam peribadatan karena dianggap mengganggu suasana beribadat.
    Ketika Paus Gregorius I menjabat pimpinan gereja, mulailah diadakan reorganisasi liturgi Katholik dan dimulailah penggunaan musik gregorian sebagai musik resmi gereja Katholik. Bentuk musik gregorian berupa melodi yang dinyanyikan tanpa iringan musik sehingga tekstur lagu-lagu Gregorian lebih bersifat sakral dan hanya dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dalam ibadah keagamaan. Lagu-lagu Gregorian mampu menimbulkan suasana tenang, mampu mewakili suara gereja yang sebenarnya. Ritme lagu-lagu Gregorian sangat fleksibel, hampir tidak ada tekanan. Kebebasan ritme yang dikembangkan oleh musik Gregorian menjadikan musik Gregorian mengambang dan hanya mengandalkan improvisasi.
  2. Zaman Renaisans

    Karya musik pada zaman Renaisans banyak dipengaruhi oleh bentuk ruangan gereja yang besar dan kedap suara, sehingga faktor-faktor kejernihan, kelembutan, dan keseimbangan suara merupakan ciri khusus.  

    Ciri-ciri yang terdapat pada karya-karya pada zaman Renaisans adalah sebagai berikut.

    a.       Media Penyajian
    Permainan musik iringan banyak diperuntukkan bagi penari dan vokalis perorangan. Lagu-lagu koor gereja sebagian besar berbentuk akapella. Alat-alat musik yang digunakan, antara lain mandolin, lute, harpsicord, hord, clavichord, virginal, keyboard, cornet, dan organ pipa.
    b.      Ritme
    Hampir sebagian besar karya musik zaman Renaisans ditandai dengan ketukan bertekanan berat. Karya musiknya sering terjadi pergantian tanda tempo dan birama yang berlebihan.
    c.       Melodi
    Gerakan melodi pada zaman ini masih banyak menggunakan langkah-langkah pendek seperti yang digunakan oleh musik gregorian. Melodi untuk suara tenor digunakan nada panjang.
    d.      Tekstur
    Teksturnya berbentuk poliponik dengan susunan empat suara atau lebih. Pada akhir abad ke-16, suara sopran berperan lebih besar. Harmoni yang banyak digunakan berbentuk triad pokok.
    e.      Pola
    Pada zaman Renaisans, karya musiknya banyak diciptakan dalam bentuk dan pola, antara lain motet, missa, madrigal, passion, fantasia, dan toccaca. Pola pembentukan phrase sangat panjang sehingga penyanyi-penyanyi dituntut memiliki teknik pernapasan yang prima.

    Tokoh musik pada zaman Renaisans, antara lain sebagai berikut.

    a.       Karya Geovanni Pierlugi da Palestrina (1525 - 1594) antara lain Missa Papae Marcelli dan Motet Adoremus te Christe.
    a.       Karya Orlandus Lassus (1532 - 1594) antara lain Penetensial Psalms, Motet Tristis Estanimame, dan Madrigal O Che Bon Echo.
    b.      Karya Giovanni Gabrielli (1557 - 1623) antara lain Sonata Piano E Forte dan Gantonas for Bass Choirs.

  3. Zaman Barok

     Zaman Barok dimulai setelah abad ke-16 dan sering disebut sebagai awal Gaya Modern. Bentuk baru yang menyangkut instrumentasi, metode maupun sumber ide garapan mulai mengalami revolusi meskipun bentuk dan gaya zaman Renaisans masih tampak di sini. Pada abad ke-18, gaya Barok murni dapat terwujud dengan sempurna.
    Bentuk opera mulai disuguhkan untuk khalayak ramai, sedangkan khusus untuk konser masih terbatas untuk kalangan bangsawan. Bentuk-bentuk homoponik mulai muncul di mana-mana. Tangga nada mayor dan minor yang dikembangkan sejak zaman Renaisans mulai dengan sengaja disatukan penggunaannya terutama di dalam penggarapan musik instrumental.

    Ciri-ciri yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.

    a.       Media Penyajian
    Peranan musik instrumental pada zaman ini berkembang dengan pesat. Di dalam orkhestra, musisi mulai menggunakan alat-alat musik flute, hobo, basson, keyboard, dan alat musik petik. Dalam pentas resmi atau apresiasi musik, alat-alat musik, seperti viola dan gamba, viola diamore, dan trompet merupakan tolok ukur bagi kelompok-kelompok musik.
    b.      Ritme
    Musik vokal resetatip dan kontra menggunakan ritme bebas. Aksentuasi dilakukan karena perubahan harmonis dan nada-nada lang dalam iringan. Zaman Barok banyak karya musik yang didasarkan pada satu pola ritme dan pemakaian satu tempo yang tampak sangat monoton.
    c.       Melodi
    Melodi zaman Barok sangat menarik perhatian bila dibandingkan dengan bentuk poliponik zaman Renaisans. Melodi zaman ini selalu mengalir, kadang menggunakan ornamentasi di luar akor iringan. Melodi banyak menggunakan teknik repetisi serta teknik modifikasi dari motif asli. Kalimat-kalimat lagu yang penuh perasaan sering dilukiskan dalam bentuk akor-akor disonan.
    d.      Tekstur
    Awal zaman Barok masih banyak kita jumpai bentuk homoponi, tetapi memasuki dekade berikutnya sudah penuh dengan sonoritas dan kontrapung. Salah satu ciri umum pada zaman Barok adalah pemakaian alat musik basso continuo atau figure bass.
    e.      Pola
    Bentuk-bentuk passion, fantasia, dan toccata masih dilanjutkan zaman Barok. Namun, bentuk-bentuk opera, oratorio, cantata, sonata, concerto grosso, dan overture sudah mulai menjadi mode.

     Tokoh musik pada zaman Barok adalah sebagai berikut.

    a.      Karya Johan Sebastian Bach (1685 – 1750) antara lain Oratorio Christmas and Easter, Misa in B Minor, Passion According to St. Mathew, dan The Magnificat in D.
    b.      Karya Jean Babtisme Lully (1632 – 1687) antara lain The Miserere dan Opera Gadmus et Hernione.
    c.       Karya George Frederick Handel (1625 – 1775) antara lain Meziah, Judas Maccabaeus, Israil Egypt, dan Opera Julius Caesar and Xerxes
    .
  4. Zaman Klasik (1740 - 1770)

     Zaman klasik adalah zaman kemegahan kebudayaan Yunani atau Romawi, dan zaman di mana orang mengagungkan akal.

    Karakteristik musik pada zaman Klasik, yaitu sebagai berikut.

    a.       Bentuk : musik kamar menjadi mode dalam bentuk sonata.
    b.      Tekstur : bersifat homopon.
    c.       Melodi : gaya melodi bersifat kompak dan memiliki kesamaan tema.
    d.      Harmoni : kurang kompleks, cenderung banyak menggunakan trinada.
    e.      Improvisasi : mulai hilang, semua tanda-tanda frase, dinamik, ornamentasi, dan akor ditulis    lengkap.

    Tokoh musik pada zaman Klasik adalah sebagai berikut.

    a.       Karya Joseph Haydn (1732 – 1809) antara lain The Missa Solemnis in D minor, The Cello Conserto in D. op 101, dan The Creation and the Season.
    b.      Karya Wolfgang Amadeus Mozart (1756 – 1791) antara lain The Magic Flute, Don Giovanni, dan The Meriage of Figaro.
    c.       Karya Ludwig Von Beethoven (1770 – 1827) antara lain Symphoni No. 3, The Conserto in D for Violine, dan Missa Soleonsis in D op 123.
  5. Zaman Romantik

     Zaman Romantik ditandai dengan kegiatan musik yang lebih menitik-beratkan pada penggarapan pada pemanfaatan timbre, ritmik, melodi, dan harmoni.
    Karya-karya musik pada zaman Romantik lebih mengutamakan pada garapan emosional dan dramatis. Memasuki abad ke-19, bentuk-bentuk musik pada zaman Klasik didominasi oleh program-program resital maupun konser.

    Ciri-cirinya yang terdapat pada karya zaman Barok adalah sebagai berikut.

    a.    Media Penyajian
    Karya musik pada zaman Romantik selalu dipertunjukan pada gedunggedung konser dan opera maupun tempat-tempat pertunjukan khusus. Musik gereja masih mendominir sebagian besar kegiatan masyarakat. Penyajian nyanyian tunggal dengan iringan piano merupakan teknik penyajian yang sangat digemari oleh masyarakat luas. Orkestra zaman Romantik mulai didominir oleh alat musik gesek yang ditambah dengan picolo, clarinet, horn, trombon, tuba, harpa, dan beberapa alat musik pukul.
    b.    Ritme
    Ritme yang mendukung ide serta ekspresi seseorang makin lengkap. Denyutan-denyutan ritmik, perubahan matra, sinkopisasi dalam berbagai pola mulai menjadi mode. Pembuatan partitur selalu dilengkapi tanda-tanda tempo berbagai modifikasinya serta tanda-tanda ekspresi.
    c.    Melodi
    Pembuatan melodi untuk vokal sangat dipengaruhi oleh gaya pembuatan melodi instrumen.
    d.    Tekstur
    Tekstur zaman Romantik sebagian besar berbentuk homophonik yang sudah dikembangkan dengan pemakaian akor-akor disonan, ornamentasi, dan teknik kontrapung secara bebas.
    e.    Pola
    Pada zaman Romantik pembentukan karya musik bentuk garapannya rhapsodi dan usaha-usaha musikalisasi puisi. Karya-karya yang berbentuk instrumental merupakan salah satu tolok ukur (standar) perkembangan musik zaman Romantik karena zaman ini kaya harmoni serta lagu klimaks.

    Tokoh musisi pada zaman Romantik adalah sebagai berikut.

    a.    Karya Franz Schubert antara lain Unfinished Symphony, C Mayor Symphony, The Great, dan Death and the Maiden.
    b.    Karya Felix Mendelson (1809–1847) antara lain Scotch, Italian and Reformation, Eliyah, dan A Midsummer Night’s Dream.
    c.    Karya Franz Lizt (1811–1886) antara lain Faust Symphony, Funerailles, Sonata in B minor, dan Hungarian Rhapsodies.
    d.    Karya Peter Ilich Tchaikvsky (1840–1893) antara lain Pathetique no. 6, Piano concerto in B Flat Minor, dan Romeo and Juliet.
    e.    Karya Antonin Dvorak (1814–1907) antara lain Symphony No. 5 (From the World) dan String Quartet in F Mayor.
    f.     Karya Richard Wagner (1813–1883) antara lain Lohengrin, Die Meister Singer, Tannhauser, dan Tristan und Isolde.
    g.       Karya Johannes Brahms (1833–1897) antara lain Symphony No. 3, German Requiem, The Double Concerto for Violin and Celo, Hungarians Dances, dan Overture The Academic Festival and the Tragic.
  6. Zaman Impresionisme

    Karya-karya musik pada zaman Impressionisme ditandai oleh penggunaan akor-akor disonan yang waktu itu dianggap menyimpang dari kaidah yang telah mapan di masyarakat. Paduan nada yang kurang disenangi masyarakat justru menjadi mode khususnya untuk menutup suatu kadens.

    Berikut ini merupakan karakter yang ada pada zaman ini Impressionisme.

    a.       Media Penyajian
    Penggunaan alat musik flute dan klarinet selalu diarahkan untuk suara beregister rendah, sedangkan violin untuk register tinggi. Di samping itu, alat-alat musik trompet, horn, selesta, dan glokkenspiel mulai digemari untuk memainkan kalimat lagu pendek.
    b.      Ritme
    Sebagian besar karya-karya pada zaman Impressionisme ditandai dengan gerakan akor-akor paralel. Bahkan, mulai kelihatan kegemaran masyarakat dengan pemakaian akor-akor sembilan dengan denyutan-denyutan bas dari akor sustain.
    c.       Melodi
    Pada zaman Impressionisme ditandai dengan penggunaan melodi dan tangga nada yang dipengaruhi oleh musik gamelan.
    Tokoh musik pada zaman Impressionisme adalah Acille Claude Debussy (1862–1918) dengan beberapa karyanya yang terkenal, antara lain L’enfant Prodique dan Pelleas et Melisande.
    Sumber : buku BSE terampil bermusik untuk SMP dan MTS

musik renaissance

Musik Renaissance
Kata renaissance berarti rebirth— diatributkan untuk periode ini oleh seorang
sejarawan Perancis abad ke-19, Jules Michelet. Gerakan Renaissance bernama
demikian karena gerakan ini melahirkan kembali ide-ide dan pemikiran-pemikiran
dari zaman Greco-Roman yang sudah begitu lama hilang dari Eropa, misalnya
pemikiran dari filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, atau ahli retorika seperti Cicero
atau juga Quintillianus yang tersimpan di dalam banyak teks Latin kuno di
perpustakaan Ordo Monastik di Eropa, juga dari teks Latin yang diterjemahkan ke
dalam bahasa-bahasa lain. Semangat zaman ini adalah apa yang sekarang disebut
Humanisme, meskipun pada zaman tersebut filsafat di balik semangat itu tidak harus
diartikan sebagai semangat untuk menjadikan manusia sebagai pusat segala sesuatu
dan “menurunkan” Tuhan. Memang semangat gerakan ini akhirnya melahirkan
Aufklärung yang jelas melawan Alkitab, tapi pada awalnya semangat Humanisme
lebih dekat dan sangat dipengaruhi oleh kekristenan. Manusia bukan lagi makhluk
yang kotor dan rusak belaka (seperti yang diajarkan gereja yang tidak bertanggung
jawab pada zaman Dark Ages), tapi juga adalah manusia yang mempunyai dignity
sebagai peta dan teladan Allah. Sayangnya keseimbangan ini tidak bertahan lama dan
akhirnya terjeblos ke dignity tanpa humility, yaitu Humanisme modern
Donato Bramante, seorang arsitek Renaissance, membangun suatu Tempietto
(semacam bangunan kecil untuk memorial para martir) di gereja San Pietro di
Montorio yang mengambil konsep arsitektur dari zaman Roma, Temple of Vesta.
Konsep simetri dan proporsi juga mempengaruhi l u k i s a n – l u k i s a n
Renaissance: para pelukis menggambarkan struktur dan proporsi manusia dengan
lebih akurat; kisah yang sudah sering diketahui adalah bagaimana Michelangelo
sampai meneliti mayat manusia untuk dapat mengerti anatomi manusia secara tepat
sehingga lukisannya mempunyai akurasi yang sangat tepat.
Musik Barok
Jika ada satu era dalam peradaban barat dimana detail, ornament,
serta virtuositas adalah gagasan utamanya; maka era tersebut
tidak diragukan lagi adalah era Baroque. Dengan rentang waktu
sekitar satu setengah abad, dari tahun 1600 – 1760, daya cipta
manusia seolah dipacu hingga batas tertingginya dalam
menghasilkan karya – karya yang brilian.
Barok, secara etimologis, berarti “berlian dengan bentuk yang tidak
biasa”. Istilah yang dilabelkan pada era ini diperkenalkan pada
tahun 1919 oleh Curt Sachs, seorang musikologis berkebangsaan
Jerman. Penggunaan istilah ini mengacu kepada keadaan
sosiokultural pada masa itu. Setelah era pencerahan Renaissance,
eksplorasi kebudayaan seolah terus mencari bentuk
kesempurnaannya, hingga melahirkan karakteristik yang bizarre
dalam segala bidang kebudayaannya.
Detail yang luar biasa, ornamen – ornamen penghias, emosi yang
menggelora, serta tuntutan kemampuan yang tinggi dalam
menghasilkan karya menjadi ciri utama era ini. Hal ini dapat kita
lihat langsung dari lukisan – lukisan, karya arsitektur, pakaian –
pakaian, seni patung, hingga – tidak terkecuali - musik. Kecintaan
akan kekayaan nada, keindahan, serta emosi; bercampur dengan
logika serta hitungan matematis menghasilkan sebuah musik
dengan kompleksitas tinggi dan tuntutan kapabilitas seorang
virtuoso.
Batu Rosetta Musik Barat
Ada dua hal yang menyebabkan masa ini menjadi sangat penting
dalam sejarah musik barat: pertama, pada masa ini lahir para
komposer – komposer jenius yang menghasilkan sebagian karya –
karya musik yang luar biasa; kedua, inilah masa dimana teknik
serta teori musik lahir dan menjadi dasar musik barat seterusnya.
Teori tentang musik sebenarnya sudah lahir sejak zaman
Renaissance. Namun, di era Barok inilah terjadi proses pembakuan
tentang teori yang ada.
Elemen penting pembentuk music Barok adalah Polyphony dan
Counterpoint. Kedua unsure tersebut sudah dikenal sejak zaman
Renaissance dalam bentuk yang sangat sederhana. Polyphony
adalah sebuah tekstur dimana terdapat dua suara atau lebih yang
bersifat independen. Ini dapat dibayangkan seperti mendengar
sebuah paduan suara. Terdapat beberapa line suara yang berbeda,
yang masing – masing dapat dinyanyikan masing – masing. Namun,
tetap membentuk sebuah paduan yang harmonis pada saat
digabungkan.
Bentuk evolusi dari Polyphony ini adalah Counterpoint.
Counterpoint berasal dari kata latin: contra (lawan) dan punctus
(nada). Sebuah punctus contra punctus: “nada melawan nada”.
Jadi, Counterpoint adalah hubungan antara dua suara atau lebih
yang independen dalam hal kontur dan ritmik, namun saling
bergantung dalam aturan harmoni. Kembali bayangkan tentang
sebuah paduan suara. Tetapi kali ini, masing – masing line suara
memiliki ritmiknya masing – masing. Sehingga apabila dinyanyian
satu per satu seolah – olah merupakan terdiri dari beberapa lagu
yang berbeda. Dan sekali lagi, saat digabungkan, tetap membentuk
keutuhan yang harmonis.
Akibat utama dari kehadiran counterpoint adalah kekayaan melodi
serta kompleksivitas struktur musiknya. Agar benar – benar dapat
merepresentasikan sebuah karya barok dengan baik, setiap pemain
instrumen maupun seorang penyanyi sangat dituntut
virtuositasnya. Tuntutan ini mendorong lahirnya teknik – teknik
baru, para virtuoso, serta kelahiran kaum prodigy di bidang musik.
Musik vokal kalah popularitasnya dibandingkan dengan musik
instrumental. Hal ini disebabkan batas suara manusia yang tidak
lebih kaya dalam menghasilkan melodi dibandingkan instrumen
musik menurut ukuran zaman itu.
Pada masa ini juga, berkembang sebuah doktrin yang dikenal
dengan Doctrine of the Affection. Doktrin inilah yang digunakan
dalam estetika musikal saat itu. Isinya menyatakan bahwa hanya
boleh terdapat sebuah kesatuan dan kerasionalitasan afeksi dalam
sebuah karya atau sebuah movement musik. Apabila lebih, maka
yang akan timbul adalah kebingungan dan kekacauan. Definisi
afeksi disini, mengacu pada Lorenzo Giacomini dalam Orationi e
Discorsi (1597), adalah sebuah pergerakan atau operasi spiritual
yang diakibatkan oleh ketertarikan atau penolakan terhadap
sebuah objek yang telah diidentifikasi, sebagai akibat
ketidakseimbangan nafsu hewani dan gas alami yang mengalir
secara terus menerus di badan manusia. Kata – kata nafsu hewani
dan gas alami, tentu saja, adalah satu bentuk hipotesis terhadap
sumber perasaan manusia yang sudah tidak relevan lagi.
Berhubungan dengan penggunaan doktrin ini, maka musik barok
umumnya hanya memiliki satu jenis afeksi (emosi) dalam satu buah
movement atau sebuah lagu (apabila hanya terdapat satu
movement saja). Hal ini mendorong timbulnya gaya bermain yang
lebih ekspresif dibandingkan era Renaissance. Sehingga, dikenal
apa yang disebut notes inégales : memainkan not tidak sesuai
dengan nilai yang seharusnya. Hal ini untuk menciptakan sebuah
delay, berimplikasi dengan timbulnya tension dan aksen yang
ekspresif. Salah satunya adalah cara bermain saat akan mengakhiri
suatu lagu atau frase, yang cenderung ditahan sebelum nada
terakhir.
Ornamen – ornamen, tumbuh dan menghias setiap sudut kehidupan
masyarakat. Begitu pula dalam musik, mulai timbul ornamen –
ornamen tambahan yang membuat kesan ‘centil’. Yang dimaksud
dengan ornamen musik yaitu penggunaan nada yang tidak terlalu
berpengaruh terhadap keseluruhan melodi atau harmoni, umumnya
dimainkan cepat, dengan tujuan untuk menghias bagian atau
keseluruhan lagu. Ornamen – ornamen musikal ini memiliki
beberapa bentuk. Yang umum kita kenal hingga kini yaitu trill dan
mordent.
Genre – genre musik yang ada, menjadi cetak biru perkembangan
masa – masa selanjutnya. Di masa inilah opera, sebuah drama
musical, diperkenalkan. Oratorio, opera religius, diperkenalkan
sebagai tandingan opera sekuler. Bentuk – bentuk lain yang umum
digunakan pada masa ini yaitu cantata, toccata, fugue, sonata,
dance suite, concerto, dan French ouverture. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
Cantata, merupakan komposisi antara vocal dan instrumen.
Umumnya bentuk ini bertema religi. Sebagai lawannya, Sonata,
adalah music instrumental. Bentuk sonata ini, mengalahkan
popularitas musik vokal.
Fugue bisa diartikan sebagai sebuah teknik komposisi maupun
sebuah komposisi kontrapungtal untuk sejumlah suara yang telah
ditetapkan. Suara disini dapat berupa suara instrument atau vokal
Tocatta, adalah komposisi untuk music keyboard. Biasanya sangat
menonjolkan teknik bermain para performernya.
Dance Suite, suatu bentuk kesatuan musical yang umumnya
dipentaskan dengan sekali duduk, pada perkembangannya lebih
dikenal dengan suite saja. Dance suite merupakan satu set tarian
yang populer di abad 17. Biasanya terdiri dari Prelude, Allemande,
Courante, Sarabande, dan Gigue; masing – masing mewakili jenis
tarian dengan birama tertentu.
Concerto mengacu pada sebuah pertunjukan instrument solo
dengan iringan sebuah orchestra. Berkembang dengan beberapa
gaya dibawahnya, seperti concerto grosso, sebuah concerto kecil
yang terdiri atas para solois.
Alur Sejarah Kultur Raksasa
Periodisasi music Barok terbagi dalam tiga bagian: awal,
pertengahan, dan akhir. Masing – masing memiliki sumbangannya
tersendiri dalam perkembangan keilmuan dan khasanah musik
barat. Kejadian – kejadian historis sosiokultural turut membentuk
karakter music pada era Barok ini.
Masa Barok awal terbentang dari tahun 1600 – 1654. Ditandai
dengan pencetusan suatu bentuk disiplin ilmu musik baru oleh
Claudio Monteverdi, dikenal dengan istilah seconda practica. Ilmu
musik ini, yang penerapannya hanya untuk murid dan relasi
Monteverdi pada awalnya, mencakup evolusi polyphony music
renaissance dan suatu bentuk disiplin tonality sederhana. Seconda
practica merupakan dasar dari ilmu harmoni, tonality, dan menjadi
cikal bakal lahirnya musik homophony disamping counterpoint.
Penerapan seconda practica digunakan seutuhnya dalam karya
music opera Orfeo karya Monteverdi ini. Kemunculan opera Orfeo,
kemudian merangsang berkembangnya genre opera dan
mengangkat popularitasnya di dataran Eropa. Disiplin ilmu
Monteverdi, diteruskan serta dikembangkan oleh muridnya,
Heinrich Schütz.
Musik, seiring dengan jenis kesenian lainnya, tumbuh mekar
dengan tidak terkendali dan luar biasa pesat. Hal ini merupakan
efek dari euforia masyarakat yang tumbuh sejak masa pencerahan
renaissance. Namun, disamping itu, efek reformasi gereja memiliki
dampak yang signifikan dalam memacu pertumbuhan tersebut.
Sejak dipelopori oleh Marthin Luther satu abad sebelumnya,
reformasi protestan ini menyebabkan jurang antar pemeluk agama
Kristen. Di satu sisi, Katolik dengan segala kekuasaannya menjadi
pilihan kaum bangsawan dan di sisi yang lain Protestan bagi rakyat
biasa. Timbul persaingan antara kedua kubu ini dalam mencari
umat, sehingga seni dan budaya pun dijadikan suatu sarana
komersil bagi aliran religi ini. Persaingan ini, mendorong para
seniman dari masing – masing kepercayaan untuk terus berlomba –
lomba menghasilkan karya yang dilirik oleh massa. Sebagai lawan
dari reformasi Protestan, timbul gerakan revival of Catholism. Di
bidang music, gerakan ini dipelopori oleh Giovanni Gabrielli.
Masa pertengahan Barok dicirikan oleh berkembangnya genre –
genre music ke dalam bentuk – bentuk yang lebih baku beserta
aturannya. Tahun 1654 – 1707, dikenal sebagai age of absolutism.
Hal ini dikarenakan, pada masa ini kerajaan – kerajaan semakin
mempertebal keabsolutannya, membentuk sebuah monarki yang
menjurus tirani. Personifikasi yang tepat adalah Louis XIV dari
Perancis. Sentralisasi kekuatan kerajaan, menyebabkan timbulnya
budaya court, yaitu menjadikan istana sebagai pusat pemerintahan
sekaligus tempat tinggal. Hal ini mendorong terbentuknya court
musician, atau musisi istana, yang menjadi wadah sekaligus lahan
potensial bagi para musisi maupun komposer diseluruh Eropa.
Sebuah pekerjaan terhormat, bersifat lebih permanen, dengan
penghasilan baik dan terjaga alirannya. Sesuatu yang sangat
menggiurkan bagi musisi manapun di dunia. Selain itu,
berkembangnya gereja dan instansi pemerintahan lain
menyebabkan timbulnya kebutuhan akan sebuah music public yang
terorganisir.
Di masa ini, musik – musik instrumental meraih pamor di kalangan
masyarakat, terutama kaum bangsawan. Kelahiran jenis – jenis
instrumental untuk chamber music serta keyboard menunjukkan
betapa besar tuntutan akan kekayaan harmoni instrumental. Teori –
teori permusikan, lebih terstruktur dan menjadi suatu acuan yang
formal serta baku. Seluruh karya music pada masa ini, mengacu
kepada satu jenis teori serta struktur yang sama. Dieterich
Buxtehide adalah salah seorang penggagas mengenai struktur
musik.
String adalah kekuatan utama music pada era ini. Ia merupakan
kebutuhan primer genre – genre utama bahkan hingga sekarang.
Hal ini dipelopori oleh Jean – Baptiste Lully. Bentuk Concerto Grosso
mulai dipopulerkan, terutama oleh Arcangelo Corelli. Concerto
Grosso, merupakan sebuah reduksi orkestra, yang biasanya terdiri
dari sekelompok solois. Dan lagi – lagi, string tetap merupakan
komponen utamanya.
Penghargaan tertinggi di masa ini, jatuh pada seorang komposer
bernama Henry Purcell. Dengan usia yang sangat pendek, 36 tahun,
ia menghasilkan sekitar 800 karya musikal. Ia adalah seorang
komposer yang terkenal mampu menghasilkan melodi – melodi
indah. Selain itu, Purcell dikenal sebagai komposer pertama yang
menggubah musik – musik untuk instrumen keyboard.
Masa keemasan Barok, berada di akhir rentang hidupnya, pada
tahun 1680 – 1750. Di masa ini, bentuk – bentuk musical seperti
binary (AABB), 3 parts (ABC), serta bentuk rondo menjadi struktur
formal hingga saat ini. Ilmu mengenai tonality, menjadi teori baku
musik barat, digagas oleh Rameau. Yang menjadi tonggak sejarah
masa ini adalah, kelahiran para komposer – komposer luar biasa
yang memiliki karya – karya yang sangat menakjubkan.
Diantara nama – nama para komposer dari era ini, Antonio Vivaldi
adalah salah satu komposer dengan karya abadi yang tetap populer
hingga sekarang. Sebagian besar orang tentu kenal dengan nada –
nada dari Four Seasons. Vivaldi adalah seorang maestro di violino di
sebuah panti asuhan di Venice. Karya – karyanya selalu
menggunakan atuiran 3 movement, yang terdiri dari dari bentuk
cepat – lambat – cepat. Dalam kancah music untuk keyboard,
Alessandro Scarlatti dengan sonata – sonata Harpsichordnya
menjadi trademark tersendiri. Komposer kelahiran Spanyol ini
mmenghasilkan ratusan karya untuk keyboard dan memiliki ciri
Spanish – nya dalam karya – karyanya.
Tidak akan lengkap membicarakan music Barok, jika tidak
menyinggung tentang dua raksasa Barok ini: Johan Sebastian Bach
dan George Friderich Handel. Keduanya adalah maestro yang
mampu menghasilkan beratus – ratus karya dengan kekayaan nada
yang melimpah. Keduanya, sayangnya, tidak pernah bertemu satu
kalipun walau saling mengetahui. Handel dikenal sebagai ahli
melodi serta improvisasi. Kebanyakan karyanya memiliki emphasis
pada dua hal tersebut. Handel terkenal oleh oratorionya yang
berjudul Messia. Sementara Bach, adalah seorang jenius
counterpoint sejati. Karya – karyanya merupakan perpustakaan
tentang ilmu counterpoint serta berbagai bentuk, jenis, dan
kombinasinya. Bradenburg Concertos, merupakan salah satu karya
gemilangnya.
Musik Klasik
musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun
1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai
dari periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pada era inilah namanama
besar seperti Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya-karyanya yang
berupa sonata, simfoni, konserto solo, string kuartet, hingga opera. Namun pada
kenyataannya, para komposer klasik sendiri tidak pernah menggolong-golongkan
jenis komposisi yang mereka gubah.
Komunitas musik klasik Norwegia berhutang budi pada komposer Edvard Grieg
(1843-1907). Walaupun Norwegia meraih kemerdekaannya hanya dua tahun sebelum
ia wafat, Grieg telah menempatkan Norway di peta musik internasional melalui
komposisi dan kegiatan konsernya, memastikan bahwa negara yang baru lahir
menikmati reputasinya dalam komunitas musik internasional. Fakta bahwa Norwegia
baru meraih kemerdekaan pada tahun 1905 memiliki pengaruh signifikan terhadap
sejarah musik Norwegia. Dalam kurun waktu kurang lebih 500 tahun, Norway hanya
sedikit berkontribusi terhadap kebudayan aristokrat dan kalangan borjuis berarti
bahwa Norwegia hanya memiliki sedikit kontribusi terhadap musik Renaisanse dan
Baroque.
Namun Grieg memiliki penerus yang penting: Halfdan Kjerulf (1815-1868) memiliki
reputasi baik sebagai komposer piano dan musik paduan suara pada pertengahan
1800, dan pemain biola terkemuka, Ole Bull (1810-1880) memiliki karir cemerlang
di Eropa dan Amerika Serikat dalam kurun waktu yang sama. Kedua tokoh ini yang
kemudian membuka jalan bagi perkembangan komunitas musik klasik Norwegia dan
merupakan tokoh utama Festival Internasional Bergen, melalui arena konser di
Museum Edvard Grieg dan tempat tinggal Ole Bull, Lysøen.Tokoh penting dalam
komunitas musik klasik Norwegia adalah Oslo Philharmonic Orchestra, Bergen
Philharmonic Orchestra, Norwegian Chamber Orchestra, pianis Leif Ove Andsnes,
pemain cello Truls Mørk dan penyanyi sopran Solveig Kringelborn.
Periode antara jaman keemasan Grieg dan Bull dan musik saat ini juga menampilkan
beberapa solois tingkat dunia, seperti penyanyi sopran Kirsten Flagstad (1895-1962).
Solois, pemain musik dan orkestra tingkat internasional yang dimiliki Norway
merupakan perkembangan yang dialami komunitas musik Norway sejak tahun 1970,
pertama-tama melalui pengenalan pendidikan musik kepada masyarakat, dan
kemudian melalui berbagai festival dan gedung-gedung konser mulai dibangun di
semua kota besar. Proyek utama berikutnya adalah pembangunan gedung opera di
Oslo, dimana Opera Nasional Norwegia akan pindah ke bangunan tersebut pada
musim gugur 2008.Para komposer Norwegia telah menyimpan peninggalan Edvard
Grieg hingga saat ini. Setelah kematiannya, maka komposer paling penting
berikutnya adalah Christian Sinding (1856-1941), yang hasil karyanya jelas-jelas
dipengaruhi aliran Romantisme. Pada saat yang bersamaan, ketika trend nada tidak
beraturan mulai mempengaruhi musik Norwegia, komposer-komposer solid tetap
menggunakan nada Grieg dan elemen National Romantic. Komposer tersebut
termasuk David Monrad Johansen (1888-1974), Ludvig Irgens Jensen (1894-1969),
Harald Sæverud (1897-1992), Klaus Egge (1906-1979), Geirr Tveitt (1908-1981),
Øistein Sommerfeldt (1919-1994) dan Johan Kvandal (1919-1999). Dari semua
komposer kontemporer, Ragnar Söderlind (dilahirkan tahun 1945) yang paling sering
dihubungkan dengan tradisi tersebut adalah.
Musik Romantik
Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik di era ini hanya berisi
tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan
romantik karena dapat menggambarkan komposisi musik pada jangka waktu tersebut.
Lalu kenapa disebut romantik? Sekali lagi romantik disini tidak ada hubungannya
dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh
lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada contohnya, transisi indah dari
gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua
composer pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari
sebelumnya.
Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk
musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari composer. Lalu ukuran dari orchestra
yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan
sebelumnya. Hasil karya dari para composer juga menjadi semakin kaya akan variasi
dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang
sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik
pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan
biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso dibidang musik.
Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Reaksi keras dari composer
Russia, Bohemia, dan Norwegia yang sangat menentang dominasi Jerman.
Conothnya adalah opera dari Mikhail Glinka yang mewakili Russia. Lalu juga ada
Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme mereka
dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang menulis musik
berdasarkan cerita Finlandia, Kalevala dan karya dari Sibelius ini menjadi symbol
dari nasionalitas Finlandia.
Zaman Romantik (c.1810-1920)
Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman High
Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah suatu
lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang pahlawan Yunani
dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur Roma. Dalam lukisan
ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum rasionalis: dunia yang teratur dan
indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai
sesuatu yang mengerikan (meskipun tidak juga dengan pengharapan). Air
digambarkan begitu tenang, pohon-pohon tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat
jelas dan pada tempatnya. Misteri, horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini.
Lukisan yang kedua adalah hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis
Romantik. Yang langsung membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya.
Pemandangan di lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan
Friedrich kabut yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan
pemandangan yang jelas, dan justru “ketidakjelasan” itulah yang menjadi topik
lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun unpredictability. Si
Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil, rambutnya tertiup angin. Di
hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat dasarnya, di ujung horison ada
puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari tempat ia berada. Dalam lukisan ini,
rasio tidak lagi memegang kendali. Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap
Gerakan Klasikal: menolak rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu.
Emosi, perasaan, misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk
mendefinisikan istilah Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan
ini adalah gerakan yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan
struktur. Ada suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, “Heard
melodies are sweet, but unheard ones are even sweeter.”1
Wilayah nusantara terdiri dari berbagai daerah/suku budaya, sehingga kaya akan
keragaman seni musik. Musik nusantara sering diidentikkan dengan musik
tradisional, sedangkan musik modern berasal dari Barat. Apakah nusantara tidak
memiliki musik modern? Seiring dengan perkembangan jaman yang telah
mengglobal, seni musik nusantara pun berinteraksi dan dapat pengaruh dari unsurunsur
musik Barat dan lahirlah musik-musik modern nusantara.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik
tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu
dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di
HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Dangdut, ciri-cirinya: melodi dan harmoni sederhana, tangga nada cendrung minor,
ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat konstan, lebih menekankan keindahan
gerak.
2. Pop, ciri-cirinya: melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, fleksibel
dan mudah dipadukan dengan dengan jenis lain, lagu mudah disenandungkan dan
mudah dipahami, harmoni tidak rumit, tempo bervariasi.
3. Balada, ciri-cirinya: mirip dengan pop, tempo lambat dan sedang, pola melodi
bervariasi, lirik ekspresif, mengisahkan suka duka kehidupan.
4. Rock, ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu
sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cendrung keras, tempo lambat/cepat,
harmoni sangat rumit.